Karakteristik Khas Bahasa Arab di Tengah-tengah Masyarakat Indonesia

Dewasa ini, perkembangan dunia Sastra cukup pesat, dari mulai sastra pop sampai sastra religius. Di tengah-tengah perkembangan tersebut, Sastra Arab sebagai salah satu sastra second di Indonesia hadir menawarkan bentuk yang berbeda dan unik. Penulis menyebut “sastra second” atau sastra kedua karena penulis yakin Sastra Indonesia sebagai bagian dari bahasa Ibu masih akan terus mendominasi kegemaran sastra di Indonesia. Sastra second tersebut bisa menjadi sesuatu yang berbeda dan unik ketika ia berhasil menawarkan sesuatu yang berkarakter. Sebagaimana bahasa Arab sebagai bahasa Semitik memiliki karakteristik yang berbeda, baik secara gramatikal, fonologis, maupun leksikal. Salah satu karakter khas dari bahasa Arab sebagai bahasa Semit adalah: (1) bahasa Arab lebih menyandarkan kosakatanya pada huruf konsonan (ash-shamit) bukan pada huruf-huruf vokal (ash-sha:it), maka dari itu, teks-teks berbahasa Arab sering terlihat gundul atau tanpa harakat, karena memang dalam penulisan, bahasa Arab lebih menggunakan konsonan dengan pola-pola vokal yang sudah terpolakan dalam morfologi bahasa Arab (ash-sharfu). Pola-pola vokal itu tidak pernah tertulis dalam bahasa Arab. (2) bahasa Arab memiliki karakteristik khas dalam pembentukan nomina dan verba, (3) bahasa Arab memiliki kata dasar yang tersusun dari tiga huruf, dominan dengan pola fa-‘a-la. (4) bahasa Arab memiliki ciri khas bunyi-bunyi yang bersumber dari tenggorokan, seperti bunyi cha’, ‘ain ghain, kha’, ha’, hamzah, (5) bahasa Arab mempunyai bunyi-bunyi yang unik dan berlapis-lapis, seperti shad, dhad, tha’, dan dza’. (6) bahasa Arab memiliki karakteristik pronoun yang bersambung dengan nomina, verba, dan partikel. (7) bahasa Arab membentuk kata dengan cara merubah harakat, baik dengan cara penambahan, maupun pengurangan.

Dari karakter-karakter khas tersebut, bahasa Arab yang mewujud dalam Sastra Arab hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Sumbangsihnya adalah pengembangan teori dari kedua bahasa, Arab dan Indonesia harus terus dilakukan secara mutualisme, saling menguntungkan. Dengan ditopang Ilmu Penerjemahan, transfer ilmu dari bahasa Arab menuju bahasa Indonesia akan dapat berjalan dengan baik. Hubungan kerja sama negara-negara Arab dengan Indonesia akan semakin komunikatif.

Pada akhirnya, bahasa Arab dengan karakternya yang khas hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia dengan hubungan yang saling menguntungkan antara kedua bahasa.

Surakarta, 26 Maret 2015