Vokal dan Diftong dalam Bahasa Arab

Vokal (vowel) adalah (1) bunyi bahasa yang dihasilkan dengan getaran pita suara, dan tanpa penyempitan dalam saluran suara di atas glotis; (2) satuan fonologis yang diujudkan dalam lafal tanpa pergeseran; misalnya [a, i, u, e, o] adalah vokal (Kridalaksana, 2009:256-257). Glotis (glottis) adalah celah di antara kedua selaput suara dalam laring (Kridalaksana, 2009:72). Istilah vokal (vowels) dalam bahasa Arab disepadankan dengan /syakl/ (شكل) yang memiliki bentuk jamak /asykal/ (أشكال) (Haywood, 1962:7). Adapun Al-Khuli (1982:306) menyepadankan istilah vokal (vowel) dalam bahasa Arab dengan istilah /sha>’it/ (صائتٌ).
Haywood (1962:7) menyimpulkan bahwa dalam bahasa Arab ada enam vokal, yaitu tiga vokal pendek, dan tiga vokal panjang, ditambahkan oleh Haywood dengan dua diftong. Enam vokal dan dua diftong dalam bahasa Arab tersebut adalah /u/, /a/, /i/; /u>/, /a>/, /i>/; au (aw), dan ai (ay).
Diftong (diphthong) adalah bunyi bahasa yang pada waktu pengucapannya ditandai oleh perubahan gerak lidah dan perubahan tamber satu kali, dan yang berfungsi sebagai inti dari suku kata, seperti [ay] pada [lambay], dsb (Kridalakasana, 2009:49). Dalam bahasa Arab, isitilah diftong disebut dengan /tsinsha>’it/ (ثِنصائتٌ) atau /sha>it tsuna>’yyun/ (صائت ثُنائيّ) (Al-Khuli, 1982:75).
Huruf wa>w, alif, dan ya>’ bertugas sebagai vokal panjang, vokal pendek yang ditunjukkan oleh tanda-tanda yang berada di atas atau di bawah konsonan-konsonan yang dibawa olehnya. Haywood (1962:8) berpendapat bahwa hampir di semua bahasa Arab tulis modern tidak ada penanda vokal yang diberikan dan pembaca diharuskan untuk mengambil kesimpulan sendiri terhadap tanda-tanda vokal tersebut.
3.1 Vokal Pendek dan Vokal Panjang
Wright (1979:7) berpendapat bahwa pada dasarnya penutur Bahasa Arab tidak memiliki penanda untuk vokal pendek (short vowels). Adapun untuk menandai vokal-vokal panjang dan beberapa diftong, mereka menggunakan tiga abjad konsonan yang paling dekat dengan vokal-vokal tersebut dari sisi bunyinya, seperti alif (ا) tanpa hamzah untuk vokal [a>], ya>’ (ى) untuk vokal [ i> ], dan wa>w untuk vokal [ u> ] dan [ au ], contohnya [ la> ] (لا), [ fi> ] (فى), [kai] (كـــى), [dzu>] (ذو), dan [ lau ] (لو). Pada periode selanjutnya, telah ditemukan penanda-penanda untuk menyatakan bentuk vokal pendek berikut.
1. ( ــَ )Fatch (فتح) atau fatchah (فتحة) [a], contoh pada kata berikut. /khalaqa/ (خَلَقَ), /syamsun/ (شَمْس), /kari>mun/ (كَريم).
2. ( ــِ )Kasr (كسر) atau kasrah (كسرة) [i], seperti pada kata berikut. /bihi/ (بِهِ), /’aqithun/ (أقِط),
3. ( ــُ ) Dhammun (ضمّ) atau dhammah (ضمّة) [u], seperti pada kata berikut. /lahu/ (لهُ), /chujjatun/ (حُجّة), /‘Umrun/ (عُمرٌ).
Ketidakadaan vokal dalam bahasa Arab ditunjukkan oleh sebuah lingkaran kecil di atas huruf (ْ) yang disebut dengan /suku>n/ (سكون) atau /jazmah/ (جزمة), contoh seperti pada kata /kun/ (كُنْ).
Haywood (1962:8) berpendapat bahwa tiga penanda vokal pendek tersebut di atas tidak selamanya merepresentasikan semua bunyi yang didengar, sebagai contoh setelah bunyi dari huruf-huruf penegas (emphatic letters) berikut (ظ – ط – ض – ص), penanda fatcha menjadi berbunyi /o/, contoh pada kata /dharaba/ (ضربَ) ‘he struck’ ‘dia memukul’ menjadi seperti berbunyi /dhoraba/.
Setelah huruf-huruf gutural, penanda fatcha tampak kehilangan kenaturalannya dan tampak lebih dominan berbunyi /a/ dalam bahasa Inggris, seperti pada kata /‘arab/ (عربٌ). Di lain pihak, penanda fatcha tampak mengambil alih kenaturalan huruf /e/ ketika berasosiasi dengan huruf la>m, seperti pada kata /malik/ (ملِك) tampak berbunyi seperti /melik/, kata /kalb/ (كلب) tampak berbunyi seperti /kelb/, begitu pula kata /qalb/ (قلب) tampak berbunyi seperti /qelb/.
Adapun untuk memanjangkan tiga vokal pendek ini, ketiganya diikuti oleh huruf alif, ya>’, dan wa>w seperti pada kata /ma>l/ (مال), /fi>l/ (فيل), dan /chudu>d/ (حدود). Selanjutnya dalam bahasa Arab terdapat dua diftong, yaitu ai (ay) seperti pada kata /baitun/ (بيت) dan au (aw) seperti pada kata /yaum/ (يوم), dengan syarat, konsonan sebelumnya harus berharakat fatchah dan huruf ya>’ dan wa>w berharakat suku>n.
Di dalam bahasa Arab Klasik (Classical Arabic), kedua komponen diftong tersebut sepenuhnya tidak disatukan. Adapun dalam bahasa Arab Modern (Modern Spoken Arabic), penggabungan (coalescence) kedua komponen dalam diftong tersebut berlaku. Hal ini dapat dilihat dari kata (بيت) dan (يوم) yang mungkin tampak seperti berbunyi /be>t/ dan /yo>m/ (sebagaimana kata main dan home yang diujarkan dalam bahasa Inggris wilayah Utara). Vokal panjang /a>/ atau alif di akhir kata sering disebut dengan /alif maqshu>rah/ (ألف مقصورة) atau alif pendek (shortened alif) yang ditulis sebagai ya>’ seperti pada kata (على) dan (إلى).
3.2 Nunation (tanwi>n)
Pada akhir kata benda (nouns) dan kata sifat (adjectives), ketika berbentuk indefinit, penanda-penanda vokal ditulis dengan rangkap (double), seperti (- ٍ – اً – ٌ-), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penanda-penanda tersebut akan diujarkan dengan bunyi akhir /n/, /un/, /an/, /in/. Penanda-penanda ini disebut dengan /tanwi>n/ (تنوين) dalam bahasa Arab atau /nunation/ dalam bahasa Inggris, contoh seperti pada kata-kata berikut. /ba>bun/ (بابٌ), /ba>ban/ (بابًا), dan /ba>bin/ (بَابٍ).
Yang perlu dicatat dalam nunation ini adalah dalam penanda fatchah perlu ditambahkan huruf alif diakhir kata, seperti pada kata /ba>ban/ (بابًا), namun di akhir kata pada ta’ marbuthah, huruf alif tidak ditambahkan, seperti pada kata /khali>fah/ (خليفةً).